BAROMETER JABAR – Calon Wali Kota Cimahi nomor urut 2, Adithia Yudhistira, memaparkan strategi delapan titik intervensi untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Cimahi naik kelas.
Langkah ini bertujuan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi UMKM dan meningkatkan daya saing mereka.
“Setiap UMKM memiliki persoalan yang berbeda, sehingga pendekatan yang dilakukan harus spesifik dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Adithia kepada media, Rabu (20/11/2024).
Strategi tersebut mencakup riset dan pengembangan (R&D), peningkatan sumber daya manusia (SDM), akses pembiayaan, penyediaan infrastruktur, penetrasi pasar, pemberian insentif, fasilitasi, serta perlindungan kreativitas.
Adithia mengungkapkan, berdasarkan data Nomor Induk Berusaha (NIB), Kota Cimahi memiliki sekitar 5.800 UMKM. Ia menekankan pentingnya pendataan yang akurat sebagai dasar untuk menentukan intervensi yang tepat bagi setiap pelaku usaha.
“Contohnya, saat blusukan di wilayah Cibabat, saya bertemu seorang pembuat kue basah yang mampu memproduksi 3.000 kue sus per hari dan menyuplai toko kue terkenal di Bandung. Dengan dukungan infrastruktur dan pemasaran, potensi seperti ini bisa berkembang jauh lebih besar,” jelasnya.
Adithia menekankan bahwa produk UMKM Cimahi harus memiliki nilai tambah agar dapat bersaing dengan produk serupa yang dijual di toko besar.
“Dengan delapan titik intervensi ini, UMKM bisa mencapai level yang lebih tinggi, sesuai target pemerintah untuk scale-up seribu UMKM di Cimahi,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dengan kementerian, dinas provinsi, BRIN, serta sektor swasta untuk mendukung pengembangan UMKM.
“Sinergi ini sangat diperlukan agar UMKM Cimahi bisa menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang lebih besar,” tutupnya.