Pesona Budaya Sunda, Warisan Luhur yang Tetap Relevan di Era Modern

BUDAYA, JAWA BARAT, RAGAM41 Dilihat

BAROMETER JABAR – Budaya Sunda, sebagai salah satu kekayaan Nusantara, memancarkan pesona yang tak lekang oleh waktu.

Identik dengan nilai kesopanan, keramahan, dan harmoni dengan alam, budaya ini telah menjadi identitas kuat masyarakat di Jawa Barat. Namun, bagaimana relevansi budaya Sunda di tengah arus globalisasi?

Bahasa Sunda, sebagai elemen utama budaya, masih aktif digunakan dalam keseharian.

Tak hanya sebagai alat komunikasi, bahasa ini juga menjadi sarana pelestarian tradisi melalui pantun, kawih, dan naskah klasik seperti Babad Tanah Sunda.

Meski demikian, generasi muda menghadapi tantangan untuk tetap menggunakan bahasa ibu ini, terutama dengan dominasi bahasa Indonesia dan asing di dunia pendidikan dan media.

Di sisi lain, seni tradisional Sunda seperti angklung, wayang golek, dan tari jaipong terus mendapatkan apresiasi global. UNESCO, misalnya, telah mengakui angklung sebagai warisan budaya dunia.

Ini menunjukkan bahwa budaya lokal dapat beradaptasi dan tetap relevan di tingkat internasional.

Namun, modernisasi juga memunculkan ancaman terhadap kelestarian budaya ini. Urbanisasi dan gaya hidup digital sering kali menggantikan tradisi, seperti gotong royong atau upacara adat.

Untuk itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas budaya, dan individu, untuk memperkuat pelestarian budaya Sunda melalui pendidikan, festival, dan media sosial.

Budaya Sunda bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga fondasi masa depan. Dengan melestarikan warisan ini, kita menjaga identitas bangsa sekaligus membangun jembatan ke generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *