BAROMETER JABAR – Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat, Herik Kurniawan, menyoroti maraknya aksi pemerasan yang dilakukan oleh oknum yang mengaku wartawan.
Menurutnya, fenomena ini muncul karena rendahnya pemahaman masyarakat mengenai cara kerja media massa.
Hal tersebut disampaikan Herik dalam sebuah seminar bertema ‘Peran Jurnalis dalam Mengawal Keterbukaan Informasi Publik untuk Memajukan Dunia Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat’.
Di acara tersebut, sejumlah lembaga pendidikan dan kepala sekolah mengeluhkan tindakan oknum yang memaksa mereka memberikan uang dengan ancaman akan menulis tentang dugaan penyalahgunaan dana bantuan operasional sekolah.
“Ada yang bertanya kepala sekolah dari salah satu SMPN di Padalarang, dia mengeluhkan mendapat intervensi dan lainnya. Karena itu melalui seminar ini, saya sampaikan bagaimana kerja jurnalis yang sebenarnya,” ujar Herik di Lembang, Sabtu (16/11/2024).
Menurutnya, ketidaktahuan masyarakat terhadap cara kerja media massa membuat jumlah wartawan gadungan semakin bertambah, yang melihat profesi ini sebagai ladang bisnis yang menguntungkan.
Herik menekankan, bagi mereka yang merasa dirugikan oleh tindakan pemerasan ini, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.
“Saya apresiasi kegiatan seminar yang dilakukan oleh IJTI Cimahi-Bandung Barat. Selain memberikan edukasi kepada para pendidik yang hadir, juga untuk menyamakan persepsi terkait bagaimana kerja jurnalistik,” tambahnya.
Herik juga menegaskan bahwa keberadaan jurnalis profesional sangat bermanfaat bagi masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan, karena mereka bekerja berdasarkan fakta dan realitas.
“Melalui karya-karya mereka saya yakin masyarakat ataupun lembaga pendidikan akan terbantu,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan edukasi semacam ini dapat terus dilanjutkan.
“Karena saya yakin mungkin di Bandung Barat dan Cimahi akan ada para pendidik yang dikeluhkan oleh oknum tersebut. Tapi lihatlah di luar sana pasti mereka juga merasakan hal yang sama,” kata Herik.
Terakhir, Herik mengajak semua pihak, termasuk IJTI, AJI, dan PWI, untuk bersama-sama menggencarkan gerakan ini mulai dari tingkat kecamatan, menggandeng TNI/Polri untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan para guru.
“Mari kita bekerja bersama untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman,” tandasnya.