BAROMETER JABAR – Persib Bandung kembali mengalami kerugian signifikan setelah dijatuhi denda sebesar Rp295 juta serta larangan bermain di kandang dua kali akibat tindakan sekelompok suporter.
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, menyesalkan situasi ini dan mempertanyakan siapa yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan.
“Ini adalah masalah serius. Persib dikenakan denda, siapa yang harus membayar? Seharusnya mereka yang bertanggung jawab atas tindakan mereka. Uang sebesar Rp295 juta bukanlah jumlah yang sedikit,” ungkap Umuh saat ditemui pada Jumat (11/10/24).
Selain kerugian finansial, Umuh juga mengkhawatirkan sanksi tambahan berupa larangan penonton di sektor utara dan selatan stadion ketika Persib diizinkan kembali bermain di kandang.
“Kerugian ini sangat besar bagi kami. Dua kali tidak boleh bermain di kandang, dan saat kembali, sektor utara dan selatan dihilangkan. Ini sangat merugikan,” jelasnya.
Umuh menambahkan bahwa kerugian ini berdampak signifikan pada performa tim dan keseluruhan klub.
Ia berharap pihak-pihak yang bertindak sembrono dapat lebih mempertimbangkan tindakan mereka ke depan.
“Sudah jelas kerugian yang kami alami. Semoga kejadian serupa tidak terulang. Jika ingin melakukan sesuatu, pikirkan terlebih dahulu. Kasus ini sudah diserahkan kepada kepolisian untuk mencari siapa yang bertanggung jawab,” tegas Umuh.
Ia juga menilai, sanksi yang dijatuhkan kepada Persib tidak adil, terutama karena mayoritas suporter berperilaku baik.
Ia menyebutkan, hanya sebagian kecil bobotoh yang terlibat dalam kericuhan, tetapi seluruh klub harus menanggung akibatnya.
“Yang terlibat hanya 2% bobotoh, namun 100% dari kami yang dihukum, itu tidak adil. Hukum saja yang bersalah, dan saya serahkan kepada kepolisian,” tambahnya.
Umuh berharap insiden serupa tidak terjadi lagi dan mengimbau para bobotoh untuk lebih bertanggung jawab di masa mendatang.
“Saya yakin 96% bobotoh tidak terlibat dalam kerusuhan ini. Semoga kejadian ini tidak terulang,” pungkas Umuh.