Wasit PON 2024 Eko Agus Sugiharto Dilarikan ke Rumah Sakit Pasca-Pemukulan, Fakta Baru Terbongkar

NASIONAL, OLAHRAGA29 Dilihat

BAROMETER JABAR – Wasit Eko Agus Sugiharto yang mengalami pemukulan oleh pemain sepak bola pada laga PON 2024 terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan perawatan medis setelah insiden tersebut.

Menurut Himawan Bastari, rekan sesama wasit, kondisi Eko sudah menunjukkan perbaikan.

“Alhamdulillah, kondisi Eko sudah membaik dan dia sudah bisa berkomunikasi dengan saya via WhatsApp. Hanya saja, infusnya masih belum dilepas,” ujar Himawan Bastari dalam wawancaranya pada Senin (16/09/2024), seperti dikutip dari Kompas TV.

Himawan juga menyebutkan bahwa Eko Agus Sugiharto kemungkinan mengalami tekanan besar selama memimpin pertandingan, yang mungkin berkontribusi pada insiden tersebut.

“Selama ini, kepemimpinan wasit Eko dikenal baik dan kapabel. Dia selalu tegas dan adil dalam pertandingan, termasuk di turnamen sepak bola di OKU Timur,” tambahnya.

Menurut Himawan, Eko dijadwalkan baru bisa pulang ke OKU Timur pada sekitar 20 September mendatang.

Sementara itu, kasus ini semakin rumit setelah terungkap bahwa terjadi ketidaksesuaian dalam daftar wasit yang seharusnya memimpin laga Aceh versus Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/09/2024).

Manajer Tim Sulawesi Tengah, Susik SKM, mengungkapkan bahwa nama wasit yang memimpin pertandingan ternyata tidak sesuai dengan daftar yang diterima oleh timnya.

“Kami mendapatkan daftar susunan pemain dan perangkat pertandingan yang baru pada Minggu pagi, dan ternyata wasit yang memimpin adalah Eko Agus Sugiharto, bukan Achmad Hafid Hilmi seperti yang terdaftar sebelumnya,” jelas Susik.

“Seharusnya, jika ada perubahan wasit, panitia harus memberitahukannya kepada kedua tim. Wasit pengganti juga harus terdaftar sebagai wasit cadangan,” imbuhnya.

Susik juga mengkritik penjelasan panitia yang menyebutkan adanya kesalahan ketik dalam daftar wasit.

“Kami merasa alasan panitia tidak masuk akal untuk ajang sebesar PON. Perubahan yang mendadak ini memicu ketidakpuasan dan ketidakadilan dalam pertandingan,” katanya.

Pihak panitia mengaku adanya kesalahan administratif, tetapi situasi ini menunjukkan perlunya sistem yang lebih transparan dan terstruktur untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *